Saya mengumpulkan Artikel ini tak bermaksud menghina agama tertentu.tetapi sebagai hak jawab muslim pada situs-situs dan blog-blog anti islam.jika mereka bisa menyerang islam,maka mengapa saya tak boleh sebagai serangan balik? Pada kehidupan sehari-hari di indonesia ini,mari islam-kristen dan agama lain bekerja sama membangun bangsa ini tampa konflik.blog ini cuma memberikan penjelasan pada anda-anda,semua kesimpulan berpulang pada anda semua,saya hanya menyampaikan.tiada permusuhan di antara kita di dalam bangsa besar ini,kita cuma mengungkap kan pikiran dan analisa.

Allah swt berfirman:

وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ ۚ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا

Artinya: “Dan katakanlah: “Yang haq telah datang dan yang batil telah lenyap”. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap”. (QS. Al-Isra’: 81)
Ayat ini memberikan jaminan kepada pembela kebenaran bahwa suatu saat kebenaran pasti datang dan kebatilan akan lenyap seiring dengan datangnya Al-haq, bahkan ditegaskan lagi bahwa kebatilan pasti akan lenyap, walau itu dikemas dan didesaign dengan sehebat mungkin.
Namun sebagai umat islam, kita tetap harus punya strategi, punya tekhnik bagaimana memunculkan kebenaran itu. Karena kebenaran akan tetap mengendap dan kebatilan akan tetap merajalela jika kita tidak berfikir dan berinisiatif memunculkan kebenaran itu kepermukaan.
Kebatilan yang terstruktur dan terorganisir bisa mengalahkan kebenaran yang tidak terorganisir. Begitu kata Ali bin Abi Thalib, dan faktanya memang begitu. Betapa banyak kebatilan saat ini yang mengungguli kebenaran akibat tidak adanya menejemen yang bagus dipihak kebenaran.
Ada hal yang penting untuk kita perhatikan, bahwa yang menang didunia ini siapa yang kuat, walau dia salah. Sementara diakhirat kelak kemenangan akan berpihak pada yang benar walau dia lemah. Ini adalah sebuah rumusan hidup, agar kita mampu memahami peta perjuangan dan pertarungan.
Kita sering tidak realistis karena tidak memahami realita. Disinilah dibutuhkan kejelian dan kepekaan dalam melihat situasi disekitar kita. Kita tidak bisa dengan serta merta menyalahkan umat, sementara kita sebagai motor penggerak dakwah belum sempat memahamkan kepada mereka kebenaran yang sesungguhnya. Mereka menanti uluran kepedulian kita, untuk mengajarkan kepada mereka Al-Haq .
Di ayat lain Allah kembali meyakinkan kita akan adanya Al-Haq yang akan mengalahkan yang batil, agar kita tetap berbesar hati dan tetap optimist memperjuangkan kebenaran walau rintangan terus menghadang.

بَلْ نَقْذِفُ بِالْحَقِّ عَلَى الْبَاطِلِ فَيَدْمَغُهُ فَإِذَا هُوَ زَاهِقٌ

Artinya: “Sebenarya Kami melontarkan yang hak kepada yang batil lalu yang hak itu menghancurkannya, maka dengan serta merta yang batil itu lenyap….” (QS. Al-Anbiyaa’: 18)
Berjuang bersama kebenaran pasti menang INSYA ALLAH





    1. KRISTIAN GAGAL MEMATUHI ALKITAB
    2. TUJUAN ALLAH SWT MENGUTUS NABI MUHAMMAD SAW
    3. SYIRIK dan MUSYRIK
    4. SEJARAH NATAL
    5. SEJARAH DAN KEASLIAN AL-QUR’AN
    6. PERTENTANGAN SIFAT YESUS SEBAGAI TUHAN ALLAH
    7. PERNIKAHAN MUHAMMAD SAW DENGAN ZAENAB
    8. AT TAUBAH 9:123
    9. Q.S YUNUS (10): 94
    10. WANITA KURANG AKAL DAN AGAMANYA
    11. PARAN, BAKA, MEKKAH, DAN NUBUAT MUHAMMAD
    12. NABI ISA MENGAJARKAN SHOLAT BERJAMAAH MENGHADAP KIBLAT
    13. AL QUR'AN TENTANG PERANG
    14. ALLAH MENGHALALKAN MENGGAULI ISTRI LEWAT DUBUR
    15. BIBEL YANG DITERJEMAHKAN DAN DIMASUKKAN KE DALAM AL QUR’AN
    16. APAKAH KHAMAR ITU BAIK ATAU JAHAT?
    17. WARAQAH BIN NAUFAL MENGAJARI NABI MUHAMMAD SAW
    18. RASULULLAH SAW SUKA KAWIN
    19. NABI MUHAMMAD BUKAN KETURUNAN IBRAHIM AS
    20. APAKAH QS ALI IMRAN 85 JAHAT?
    21. KEBOLEHAN MENGGAULI BUDAK DALAM ISLAM
    22. MUHAMMAD SEORANG GAY
    23. AL QUR'AN TIDAK MURNI DARI ALLAH SWT
    24. AL QUR’AN MENJIPLAK BIBLEI
    25. ADANYA AYAT RAJAM YANG HILANG
    26. KESALAHAN TATA BAHASA DALAM AL QUR'AN
    27. DI DALAM ALQUR'AN MADU DAPAT MENYEMBUHKAN SEGALA PENYAKIT
    28. ALQUR'AN MENGATAKAN MATAHARI BERSUJUD
    29. MARYAM SAUDARA HARUN
    30. ALQUR'AN TENTANG NABI ISA AS
    31. PEREMPUAN DI PERLAKUKAN JELEK OLEH MUHAMMAD
    32. ALLAH BANYAK BERSUMPAH
    33. RAJA SETAN ITU ALLAH SWT
    34. ISLAM DISEBARKAN DENGAN PEDANG
    35. WAHYU DATANG KETIKA NABI MEMAKAI PAKAIAN WANITA
    36. RASULULLAH MENYAMAKAN WANITA DENGAN KELEDAI DA ANJING
    37. PERNYATAAN DI AL QUR’AN NABI ISA/ YESUS SEBAGAI TUHAN
    38. KENAPA SAMPAI ADA AYAT AL QUR'AN DI NASAKH ?
    39. HAMAN, FIR'AUN & BANGUNAN MESIR KUNO
    40. DZAT ALLAH
    41. MENJAWAB A SINA TENTANG PERAMPOKAN
    42. MENGUPAS ZAT KE TUHANAN TRINITAS
    43. MENGAPA WAJAH NABI MUHAMMAD SAW TIDAK BOLEH DILUKIS
    44. MENGAPA ISLAM MEMPERBOLEHKAN POLIGAMI
    45. MENGAPA JATAH WARIS SEORANG LAKI LAKI LEBIH BANYAK
    46. MENGAPA ISLAM MERANDAHKANPEREMPUAN
    47. RASULULLAH PEMBUNUH BERDARAH DINGIN
    48. ISLAM MELEGALKAN PENCURIAN & PERZINAHAN
    49. JIHAD BUKANLAH TERORIS
    50. MANA AYAT YANG JAHAT DAN SADIS: AL QURAN VS AL KITAB
    51. LORD= TUHAN???? LORD itu “TUAN” bukan “TUHAN”!!
    52. TRINITAS
    53. KUMPULAN FAKTA ALKITAB DIEDIT
    54. KENAPA NABI ISA MENYEBUT ALLAH SEBAGAI BAPA?
    55. MARIA; VERSI ALKITAB DAN AL-QUR’AN
    56. KEBOHONGAN DULADI TENTANG KRISTEN DAN ISLAM
    57. BERSUCI 7X SALAH SATUNYA DICAMPUR TANAH
    58. NABI MUHAMMAD PERAMPOK
    59. ISLAM DAN PERBUDAKAN
    60. TAQIYA VS JAGA LISAN MU
    61. MENURUT ALKITAB YAHWEH MENCIPTAKAN KEJAHATAN
    62. AKU DAN BAPA ADALAH SATU=TUHAN..??
    63. 50 BANTAHAN TENTANG AYAT ALQUR'AN
    64. PELACUR DI SURGA KRISTEN
    65. KONTRADIKSI UCAPAN YESUS TENTANG PERCERAIAN?
    66. BENARKAH TANDA KEPALSUAN SUATU NABI JIKA IA BANYAK ISTERI?
    67. APAKAH ABRAHAM PEZINA, TUKANG SELINGKUH KARENA POLIGAMI?
    68. MENGGAULI ISTERI YANG TELAH DI CERAI KAN TIDAK BERDOSA?
    69. TERKUAKNYA BOM BALI
    70. MUHAMMAD WAFAT KARENA DIRACUN"..!!!
    71. AKHIR DARI KEHIDUPAN SEMUA MURID-MURID YESUS YG MENGENASKAN....!!
    72. DETIK-DETIK WAFATNYA RASULULLAH SAW
    73. SOLUSI ALKITAB: ISTERI YANG DI PUKULI SUAMI NYA
    74. TEOFANI ALLAH
    75. MENGAPA UMAT ISLAM GAMPANG TERSINGGUNG
    76. KONSEP CACAT PENGILHAMAN BIBLE
    77. MUHAMMAD BERSELISIH DENGAN ALLAH
    78. ROH KUDUS
    79. SESAMA MUSLIM WAJIB MENUTUPI KEBEJATANNYA
    80. SIAPA YANG IBLIS ISLAM APA KRISTEN?
    81. PASAR SEX DALAM SURGA ISLAM
    82. ADAKAH YESUS PERNAH BERKATA SEMBAHLAH AKU?
    83. BALADA YESUS DAN BUAH ARA
    84. DUA VERSI KEMATIAAN YUDAS
    85. QURAN:PENCIPTAAN LANGIT DAN BUMI 6 MASA ATAU 8 MASA?
    86. KESALAHAN QURAN: UMUR BUMI LEBIH TUA DARI UMUR LANGIT?
    87. NUBUAT GAGAL KIAMAT DARI YESUS
    88. DISTORSI NARASI BANJIR NABI NUH DALAM ALKITAB
    89. GAMES NGEPOT DAN NGELIT GAYA APOLOGI KRISTEN
    90. BETAPA GAGAH NYA NARASI ALKITAB.
    91. YESUS TERNYATA TAK PAHAM ILMU KEDOKTERAN
    92. SEMUA MAKANAN HALAL
    93. KEBOHONGAN TENTANG KELAHIRAN YESUS
    94. PAULUS RASUL PALSU ATAU BUKAN
    95. JANGAN MENCOBAI TUHAN MU: KETIKA MARKUS 16:17-18 DI GUGAT
    96. ISLAM MENYEMBAH DEWA BULAN
    97. PAULUS MELARANG KERAS SUNAT
    98. NAMA ORISINIL TUHAN BUKAN YAHWEH,TAPI ALLAH.
    99. MENGAPA HARUS BERTAHAN DENGAN KATA:ALLAH?
    100. SURAH AZ ZUKHRUF AYAT 61
    101. EMBRIOLOGI DI DALAM AL QUR'AN MENJIPLAK YUNANI
    102. DALAM ISLAM SUAMI BOLEH MEMUKUL ISTRI
    103. BENARKAH YESUS UNTUK SELURUH BANGSA?
    104. BIDADARI DI SURGA
    105. BENARKAH MENURUT BIBLE YAHWEH TIDAK MENCIPTAKAN KEJAHATAN
    106. BAGI ALLAH HANYA ADA SATU AGAMA, YAITU ISLAMI
    107. AYAT FAVORIT MISIONAR
    108. ATURAN POLIGAMI YANG LUAR BIASA ( AN NISAA 1 S/D 3)
    109. APAKAH YESUS BISA MENGAMPUNI DOSA
    110. YAHUDI DAN NASRANI ADALAH AHLUL KITAB
    111. APA SEBENARNYA YANG INGIN YESUS SAMPAIKAN DI YOHANES 10:30???
    112. AL-QURAN MEMBELA YESUS
    113. ALQUR'AN ADALAH PERKATAAN NABI MUHAMMAD SAW
    114. BESI DITURUNKAN DARI LANGIT
    115. ALLAH SWT MENCIPTAKAN BUMI DATAR
    116. AL QUR'AN SALAH DALAM PENCIPTAAN MANUSIA
    117. KOMPILASI AL-QUR'AN TIDAK LENGKAP
    118. NABI MUHAMMAD SAW BODOH
    119. SEJARAL AL AQSO
    120. MUHAMMAD SAW MENIKAH DENGAN CARA KRISTEN
    121. ISLAM ITU BODOH TIDAK PUNYA ILMU PENGETAHUAN
    122. RASULULLAH SAW MENDEKATI WANITA YG SEDANG HAID
    123. ADA AYAT SYETAN DALAM AL QUR'AN
    124. RASULULLAH MELANGGAR ETIKA PERANG
    125. AYAT ALQUR'AN BERTENTANGAN
    126. HADIST MINUM KENCING ONTA
    127. ISA LEBIH MULIA KARENA BANYAK DI SEBUT DI AL QUR"AN
    128. KISAH BURUNG ABABIL
    129. AISYAH MASIH ANAK ANAK SAAT DI NIKAHI MUHAMMAD
    130. KATA MAJEMUK "KAMI" DALAM AL-QUR'AN ADALAH TRINITAS
    131. ISLAM DISEBARKAN DENGAN PEDANG
    132. ALQUR"AN MEMBENARKAN KETUHANAN YESUS
    133. TIDAK ADA JAMINAN SURGA BAGI ORANG MUSLIM
    134. MATEMATIKA ALQUR"AN SALAH HITUNG
    135. ALLAH MENYURUH MALAIKAT DAN IBLIS MENYEMBAH ADAM AS
    136. ALLAH SWT ITU LEMAH KARENA MEMINTA PERTOLONGAN
    137. BINTANG UNTUK MELEMPAR SYETAN
    138. MUSLIM PENYEMBAH KA"BAH
    139. HADIST HADIST PALSU ALA FFI
    140. Al-QUR"AN TIDAK SEMPURNA PENGUMPULANNYA
    141. SEMUA AGAMA BENAR
    142. ALLAH SUBHANALLAH TA'ALA SALAH BERHITUNG
    143. ORANG KAFIR MAKAN DENGAN 7 USUS
    144. MUSA AS MEMBELAH LAUTAN
    145. BOM BUNUH DIRI JIHADKAH?
    146. AL-QUR"AN MENFITNAH NASRANI
    147. ISLAM MENGAJARKAN PERZINAHAN
    148. RASULULLAH SUKA KAWIN
    149. NABI MUHAMAD PERNAH KAFIR
    150. PEMINDAHAN KIBLAT YG SENGAJA DIBUAT OLEH NABI MUHAMAD
    151. NABI MUHAMAD YG MASIH BELUM SELAMAT
    152. ISLAM KARANGAN NABI MUHAMMAD SAW
    153. KISAH ISRA' MI'ROJ UNTUK MENUTUPI PERZINAHAN NABI
    154. ALQURAN DAN HADIS MEMBENARKAN KETUHANAN ISA / YESUS
    155. WANITA HAID DALAM PANDANGAN ISLAM DAN KRISTEN
    156. ANAK YANG DIKORBANKAN IBRAHIM AS ADALAH ISHAK
    157. RASULULLAH TIDAK KHITAN
    158. MUSLIM MENYEMBAH HAJAR ASWAD
    159. NABI MUHAMMAD HARUS BERTANYA PADA AHLI KITAB
    160. ALLAH TIDAK MAHA TAHU
    161. Al-QUR'AN TIDAK BERURUTAN
    162. NABI MUHAMMAD ADALAH NABI PALSU
    163. IBADAH HAJI MENCONTEK RITUAL PAGAN
    164. KRISTEN VS ISLAM TERHADAP PEMERKOSA
    165. AGAMA NABI MUHAMAD SEBELUM MENJADI NABI
    166. ALQURAN MENGAKUI DOKTRIN TRINITAS
    167. TEORI EMBRIOLOGI DARI ALQURAN ADALAH MENJIPLAK
    168. VALENTINE HARAM
    169. KEUNIKAN NAMA ALAAH
    170. ALLAH ADALAH NAMA TUHAN PENYEMBAH BERHALA
    171. WAHYU TIDAK DAPAT DIBATALKAN DENGAN ANALISA MANUSIA
    172. ISLAM MERENDAHKAN WANITA

MENGAPA HARUS BERTAHAN DENGAN KATA:ALLAH?


Kamis, 18 Juni 2015


Pada bagian sebelumnya telah dibahas sekilas persoalan nama Tuhan dalam agama Kristen. Kaum Kristen memang sudah beratus-ratus tahun lalu menggunakan kata ”Allah” di negeri-negeri Arab dan juga di wilayah Melayu-Indonesia. Tetapi, ada peraturan di Malaysia yang sejak tahun 1980-an sudah melarang kaum Kristen menggunakan kata Allah dan sejumlah istilah Islam lain. Selama itu sudah ada sejumlah tokoh Kristen yang protes tetapi tidak sampai membawa kasusnya ke pengadilan. Kasus ini semakin merebak dan menyedot perhatian masyarakat internasional, setelah kaum Katolik membawa kasus ini ke Pengadilan.
Ketersinggungan dalam soal penggunaan istilah dan simbol-simbol agama bukan hal baru di kalangan umat beragama. Kaum Muslim di Malaysia memandang, kata Allah sudah menjadi bagian yang sah dari istilah dan simbol agama Islam. Saya pernah mendengar cerita dari seorang tokoh Hindu, bahwa kaum Hindu Bali pernah memprotes kaum Kristen yang mendirikan lembaga Pendidikan dengan menggunakan nama Om Swastiastu. Begitu juga kaum Hindu berkeberatan dengan sebutan ”Sang Hyang Widhi Yesus”.
Bayangkan, bagaimana perasaan kaum Muslim, jika kaum Kristen di Indonesia dan Malaysia membangun gereja dengan nama ”Gereja At-Taqwa”, ”Gereja Muhammad”, ”Gereja Imam Syafii”, ”Gereja Hamba Allah” atau ”Gereja Nahdhatul-Ummah”? Atau, bagaimana jika ada orang Kristen membangun Gereja dengan simbol ”Allah” dalam tulisan Arab di atas atapnya? Bukankah dalam Bibel berbahasa Arab saat ini juga digunakan kata Allah, persis seperti dalam al-Quran? Meskipun secara juridis formal, masalah-masalah semacam ini belum diatur, tetapi ada masalah sensitivitas yang harus diperhatikan dalam hubungan antar umat beragama.
Berbeda dengan kaum Kristen yang sering mengakomodasi unsur-unsur budaya dan lokalitas dalam simbol dan ritual keagamaan, umat Islam memiliki tradisi penggunaan istilah yang ketat. Sulit dibayangkan, ada kaum Muslim di Indonesia atau di Malaysia akan mendirikan Masjid dengan nama ”Masjid Haleluya” atau ”Masjid Israel”. Kita tidak dapat membayangkan — bahkan untuk orang Islam yang mengaku liberal atau Pluralis sekalipun – akan membangun masjid dengan nama ”Masjid Hamba Yahweh”.
Lepas dari persoalan sensitivitas penggunaan istilah-istilah dan simbol-simbol keagamaan, soal penggonaan kata ”Allah”, ada perbedaan menarik antara di Malaysia dan di Indonesia. Berbeda dengan di Malaysia, di Indonesia gugatan penggunaan kata ”Allah” oleh kaum Kristen, justru muncul dari kalangan Kristen sendiri. Kontroversi soal penggunaan kata ”Allah” belakangan semakin merebak ke permukaan menyusul merebaknya kelompok-kelompok Kristen yang menolak penggunaan nama Allah dan menggantinya dengan Yahweh.
Tahun 1999, muncul kelompok Kristen yang menamakan dirinya Iman Taqwa Kepada Shirathal Mustaqim (ITKSM) yang melakukan kampanye agar kaum Kristen menghentikan penggunaan lafaz Allah. Kelompok ini kemudian mengganti nama menjadi Bet Yesua Hamasiah (BYH). Kelompok ini mengatakan: “Allah adalah nama Dewa Bangsa Arab yang mengairi bumi. Allah adalah nama Dewa yang disembah penduduk Mekah.’ Kelompok ini juga menerbitkan Bibel sendiri dengan nama Kitab Suci Torat dan Injil yang pada halaman dalamnya ditulis Kitab Suci 2000. Kitab Bibel versi BYH ini mengganti kata “Allah” menjadi “Eloim”, kata “TUHAN” diganti menjadi “YAHWE”; kata “Yesus” diganti dengan “Yesua”, dan “Yesus Kristus” diubah menjadi “Yesua Hamasiah”. Berikutnya, muncul lagi kelompok Kristen yang menamakan dirinya “Jaringan Gereja-gereja Pengagung Nama Yahweh” yang menerbitkan Bibel sendiri dengan nama “Kitab Suci Umat Perjanjian Tuhan ini”. Kelompok ini menegaskan, “Akhirnya nama “Allah” tidak dapat dipertahankan lagi.”
Kelompok BYH mengedarkan brosur berjudul ”Siapakah Yang Bernama Allah Itu?” yang isinya mengecam penggunaan kata Allah dalam Kristen. Mereka menyebut penggunaan kata ”Allah” dalam Kristen sebagai satu bentuk penghujatan kepada Tuhan. Kaum Kristen mereka seru dengan sungguh-sungguh untuk meninggalkan penggunaan kata ”Allah”:
”Stop! Stop! Stu-u-op! Jangan diteruskan hujatan Anda. Kalau Anda semula tidak tahu, pasti akan diampuni, tetapi sekarang melalui pembacaan traktat pelayanan ini, Anda menjadi tahu. Maka jangan diterus-teruskan! … Maka, janganlah terlibat di dalam penghujatan Dia. (Hentikan hujatan Anda sekarang juga).” (dikutip dari buku Herlianto, Siapakah yang Bernama Allah Itu?), hal. 4).
Gara-gara mencuatnya gugatan penggunaan kata ”Allah” oleh kaum Kristen, di Indonesia, banyak diterbitkan buku yang membahas tentang kontroversi penggunaan ”nama Allah” dalam Kristen, seperti buku: I.J. Satyabudi, Kontroversi Nama Allah, (Jakarta: Wacana Press, 2004); Bambang Noorsena, The History of Allah, (Yogya: PBMR Andi, 2005); Herlianto, Siapakah Yang Bernama Allah Itu? (Jakarta: BPK, 2005, cetakan ke-3), dan Pdt. A.H. Parhusip, Waspadalah terhadap Sekte Baru, Sekte Pengagung Yahweh, (2003); juga Herlianto, Gerakan Nama Suci, Nama Allah yang Dipermasalahkan, (Jakarta: BPK, 2009); Samin Sitohang, Siapakah Nama Sang Pencipta? Menjawab Kontroversi Sekutar Pemakaian Nama Allah dalam Alkitab, (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2003).
Karena merebaknya kontroversi tentang nama Tuhan tersebut, dan juga tentang boleh tidaknya penggunaan kata ”Allah” dalam Bibel edisi bahasa Indonesia, Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) — sebagai lembaga resmi penerjemah Bibel edisi bahasa Indonesia – membuat penjelasan:
”el, elohim, aloah adalah nama pencipta alam semesta dalam bahasa Ibrani, bahasa asli Alkitab Perjanjian Lama. Dalam bahasa Arab, allah (bentuk ringkas dari al ilah) merupakan istilah yang seasal (cognate) dengan kata Ibrani el, elohim, aloah. Jauh sebelum kehadiran agama Islam, orang Arab yang beragama Kristen sudah menggunakan (baca: menyebut) allah ketika mereka berdoa kepada el, elohim, aloah. Bahkan tulisan-tulisan kristiani dalam bahasa Arab pada masa itu sudah menggunakan allah sebagai padan kata untuk el, elohim, aloah…. Dari dahulu sampai sekarang, orang Kristen di Mesir, Libanon, Iraq, Indonesia, Malaysia, Brunei, Singapura dan berbagai negara di Afrika yang dipengaruhi oleh bahasa Arab, terus menggunakan (baca: menyebut) kata allah – jika ditulis biasanya menggunakan huruf kapital ”Allah” untuk menyebut Pencipta Alam Semesta dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, baik dalam ibadah maupun dalam tulisan-tulisan. Dalam terjemahan-terjemahan bahasa Melayu dan bahasa Indonesia, kata ”Allah” sudah digunakan terus menerus sejak terbitan Injil Matius dalam bahasa Melayu yang pertama (terjemahan Albert Cornelis Ruyl, 1692), begitu juga dalam Alkitab Melayu yang kedua (terjemahan Hillebrandus Cornelius Klinkert, 1879 sampai saat ini.”
Penjelasan LAI, tertanggal 21 Januari 1999, ditandantangani oleh Sekretaris Umumnya, Supardan. Surat LAI ini dikutip dari buku Waspadalah terhadap Sekte Baru, Sekte Pengagung Yahweh, karya Pdt. A.H. Parhusip. Sekte Pengagung Yahweh yang disebut di sini memang membuat geram berbagai kalangan dalam Kristen, sampai-sampai Pdt. Parhusip menulis ungkapan yang sangat keras: ”Saya tahu kebusukan dan kejahatan Pengagung YAHWEH, yakni: Hanya untuk menghilangkan sebutan ”Allah” dari Alkitab, maka dibuatlah ’Kitab Suci’ yaitu Alkitab palsu yang di dalamnya sebutan ”Tuhan YAHWEH” (=Tuhan TUHAN) begitu mubazir. Bodoh! Untuk itulah saya serukan: Kalau mau bodoh, bodohlah; tetapi jangan terlalu bodohlah kawan!”
Meskipun LAI sudah mengeluarkan edaran resmi, para penggugat nama Allah dalam Kristen terus bermunculan. Mereka juga terus menerbitkan buku-buku, panflet, bahkan Bibel sendiri yang menggugat penggunaan kata Allah untuk nama Tuhan mereka. Sebuah buku yang berjudul “Allah” dalam Kekristenan, Apakah Salah, karya Rev. Yakub Sulistyo, S.Th., M.A., (2009), menguraikan kekeliruan kaum Kristen di Indonesia yang menggunakan nama Allah untuk memanggil Tuhan mereka. Buku ini menulis imbauan kaum Kristen Indonesia untuk tidak lagi menggunakan kata Allah:
“Kamus Theologia Kristen sendiri sudah sangat jelas menulis bahwa: Allah itu berasal dari Arab yang artinya Keberadaan Tertinggi dalam agama Islam, jadi kalau Anda sebagai orang Kristen atau Katolik (Nasrani) yang baik, Anda seharusnya menghormati iman orang lain (umat Islam), dengan tidak mencampur-adukkan dengan iman Nasrani, sehingga menjadi Sinkretisme… Sebagai umat Nashrani, carilah KESELAMATAN sesuai kitab sucinya sendiri dengan tidak takut menghadapi institusi duniawi seperti Sinode, Pimpinan gereja yang tidak memahami Firman Tuhan, merk Gereja dan lain-lain. Jangan takut dipecat demi kebenaran hakiki. Tuhan Yahweh di dalam Nama Yeshua HaMashiakh memberkati Anda.” (Yakub Sulistyo, “Allah” dalam Kekristenan, Apakah Salah, (2009), hal. 43. Buku ini tidak mencantumkan nama penerbit).
Bahkan, kaum Kristen penolak nama ”Allah” ini juga kemudian lagi-lagi menerbitkan Bibel versi mereka sendiri, yang membuang semua kata Allah di dalamnya. (Lihat: Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru – Indonesian Literal Translation (ILT), terbitan Yayasan Lentera Bangsa, Jakarta, 2008). Sebagai contoh, pada Matius 4: 10, versi Kitab Suci ILT, tertulis: “Kemudian YESUS berkata kepadanya, “Enyahlah hai Satan! Sebab telah tertulis: Engkau harus menyembah YAHWEH, Elohimmu, dan kepada-Nya sajalah engkau harus beribadah.” Sedangkan dalam Alkitab versi LAI (2007) tertulis: “Maka berkatalah Yesus kepadanya: “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti.” Contoh lain, dalam Alkitab ILT Kitab Ulangan 10:17, tertulis: “Sebab YAHWEH, Elohimmu, Dialah Elohim atas segala ilah dan Tuhan atas segala tuan, Elohim yang besar yang perkasa dan yang ditakuti, yang tidak memandang muka, juga tidak menerima suap.” Sedangkan dalam versi LAI (2007), ayat itu ditulis: “Sebab TUHAN, Allahmulah Allah segala allah dan Tuhan segala tuhan, Allah yang besar, kuat dan dahsyat, yang tidak memandang bulu atau pun menerima suap.”
Jika kaum Kristen di Indonesia merujuk kepada Bibel versi Arab, maka persoalan nama dan penyebutan Tuhan juga menjadi rumit sebab huruf Arab – sebagaimana huruf Ibrani tidak mengenal huruf kapital atau huruf kecil. Sebagai contoh, sebuah Bibel versi Arab-Inggris terbitan International Bible Society (1999), menulis Kitab Ulangan 10:17 sebagai berikut: “Li-anna al-rabba ilahukum huwa ilahu al-Aalihati wa rabbu al-arbaabi, al-ilahu al-‘adhiimu, al-jabbaaru al-mahiibu, al-ladziy laa yuhaabiy wajha ahadin, wa laa yastarsyiy. (Dalam sebuah Bibel bahasa Arab terbitan London tahun 1866, ayat itu ditulis sebagai berikut: Min ajli anna al-rabba ilaahukum huwa ilaahu al-Aalihati wa rabbu al-arbaabi ilaahun ‘adhiimun… ). Dalam teks bahasa Inggris (versi New International Version) ayat itu ditulis sebagai berikut: “For the LORD your God is God of gods and Lords of lords, the great God, mighty and awesome, who shows no partiality.”
Menyimak perdebatan seputar penggunaan nama Allah dalam Kristen, tampaknya, nama ”Allah” memang merupakan nama Tuhan yang sudah digunakan oleh kaum-kaum sebelum Islam, di kawasan Arab. Karena misteri penyebutan nama Tuhan dalam Perjanjian Lama (YHWH) tidak terpecahkan, maka kaum Kristen di Arab – tampaknya — juga menyesuaikan diri dengan tradisi di situ dalam menyebut Tuhan, yaitu dengan menggunakan kata Allah. Tetapi, kaum Kristen tetap memberikan catatan, bahwa kata “Allah” bukanlah sebuah nama diri, melainkan hanya sebutan untuk Tuhan di daerah Arab. Begitu juga dengan konsepnya, Allah adalah Tuhan Tritunggal.
Pandangan Kristen terhadap “Allah” semacam itu jelas berbeda dengan pandangan Islam terhadap Allah. Sebab, dalam Islam, Allah adalah nama Tuhan, dan konsepnya pun bukan Tritunggal, tetapi Allah yang SATU, tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tidak ada sesuatu pun yang setara dengan Dia. Dalam pandangan Islam, sesuai wahyu yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad saw, nama “Allah” inilah yang dipilih oleh Allah untuk memperkenalkan diri-Nya kepada manusia, melalui utusan-Nya yang terakhir, yakni Nabi Muhammad saw. Melalui Nabi Muhammad saw juga, dikabarkan bahwa Isa a.s. adalah seorang Nabi, dan bukan Tuhan atau anak Tuhan. Nabi Isa a.s. juga ditegaskan tidak mati di tiang salib untuk menebus dosa manusia.
Jadi, meskipun nama ”Allah” sudah digunakan oleh kaum musyrik Arab sebelum kedatangan Islam, tetapi al-Quran tetap menggunakan nama ini. Hanya saja, nama Allah yang digunakan oleh al-Quran sudah dibersihkan konsepnya dari unsur-unsur syirik, seperti dipahami oleh kaum Kristen dan kaum musyrik Arab. Dengan kata lain, nama Allah itu sudah di-Islam-kan konsepnya. Nama bisa saja sama, tetapi konsepnya berbeda. Dan satu-satunya jalan untuk memahami kemurnian lafaz dan makna Allah tersebut, haruslah dilakukan melalui pemahaman terhadap wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi terakhir, yakni Muhammad saw. Karena itu, menurut pandangan Islam, bisa dipahami, untuk mengenal Allah secara murni (tauhid), maka tidak bisa tidak harus mengakui kenabian Muhammad saw. Sebab, Nabi Muhammad saw adalah utusan Allah terakhir, yang bertugas menjelaskan siapa Allah, nama dan sifat-sifat-Nya, dan cara untuk beribadah kepada-Nya.
Itu konsepsi Islam tentang nama Tuhan, yang memang berbeda dengan konsepsi Kristen tentang nama Tuhan. Dalam pandangan Islam, setelah diutusnya Nabi Muhammad saw kepada seluruh manusia, maka sebenarnya kaum Kristen mengakui dan mengimani kenabian Muhammad saw, sebagaimana dipesankan Nabi Isa a.s. (yang artinya): ”Dan ingatlah ketika Isa ibn Maryam berkata, wahai anak keturunan Israel, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian semua, membenarkan apa yang telah ada pada kita, yaitu Taurat dan memberikan kabar gembira (akan datangnya) seorang Rasul yang bernama Ahmad.” (QS 61:6).
Jadi, dalam pandangan Islam, Isa a.s. adalah Nabi, utusan Allah, sebagaimana para nabi sebelumnya. Karena itulah, ketika kaum Kristen mengangkat Isa a.s. sebagai Tuhan, maka Allah murka (QS 19:88-91). Sebaliknya, bagi kaum Kristen, Yesus dipandang sebagai juru selamat, dan satu-satunya jalan keselamatan menuju Tuhan. Karena itu, semua manusia harus diusahakan untuk mengenal Yesus dan dibaptis.
Kaum Kristen juga memiliki pandangan yang berbeda dengan Islam tentang nama Tuhan. Sebagian mereka memandang, bahwa nama Tuhan diserahkan kepada budaya setempat. Maka, di Barat, kaum Kristen memanggil God atau Lord, di Arab lain lagi, dan di Indonesia juga berbeda. Konsepsi ini yang digugat sejumlah kelompok Kristen lain, seperti ”Jaringan Gereja Pengagung Nama Yahweh”, yang menyatakan, bahwa nama Tuhan sudah disebutkan dalam Bibel, yaitu Yahweh.

Demi Misi Kristen
Memang, pertanyaanya, mengapa kaum Kristen di wilayah Melayu-Indonesia menggunakan kata ”Allah” untuk menyebut nama Tuhan mereka? Padahal, Kristen yang datang ke Indonesia sesungguhnya berasal dari Barat, yang tidak mengenal kata Allah. Salah satu alasannya, seperti disebutkan oleh Samin Sitohang dalam bukunya, Siapakah Nama Sang Pencipta? Menjawab Kontroversi Sekitar Pemakaian Nama Allah dalam Alkitab, adalah “pertimbangan misiologis”. Jadi, karena penduduk di wilayah Melayu-Nusantara ini sudah terbiasa menyebut nama Tuhan dengan Allah, karena mayoritasnya Muslim, maka dipakailah kata Allah untuk menyebut Tuhan Kristen tersebut. Samin Sitohang menulis tentang hal ini:
“Jadi, jika Alkitab bahasa Indonesia menggunakan Allah untuk nama Sang Pencipta, itu berarti Roh Allah sedang menyiapkan umat-Nya yang berasal dari golongan lain untuk menerima Injil karena mereka tidak perlu harus membuang Allah untuk mendapatkan nama Sang Pencipta yang baru. Sebaliknya, jika Alkitab Indonesia memakai Elohim, nama ini akan sukar diterima. Memang secara teologis dan moral, nama itu tidak keberatan untuk dipakai. Tetapi dari sudut pandang misiologis, penggunaan nama itu akan menjadi sia-sia. Lebih jauh, jika Alkitab Indonesia menggunakan Elohim, maka dari sudut kesaksian Kristiani, nama itu akan merusak citra Injil. Sebab, semua orang sudah tahu bahwa nama Sang Pencipta bagi umat Kristen Indonesia adalah Allah, bahkan nama ini sudah dipakai umat Kristen di Arab zaman pra-Islam. Lalu jika berganti menjadi Elohim, orang luar akan berkata bahwa nama Allah umat Kristen tidak konsisten. Jika demikian halnya, bagaimana jadinya nilai Injil di mata orang asing, khususnya umat Islam? Mereka akan berkata, “Dahulu nama Allah kalian Allah,sekarang Elohim, dan besok siapa lagi? Bukankah hal ini akan menyesatkan pemikiran mereka dengan keyakinan bahwa ternyata tidak ada kepastian di dalam “agama” Kristen? Disamping itu, umat Kristen sendiri pun akan dan memang sudah banyak kebingungan atas sikap Kelompok Penggagas yang memaksakan penggunaan Elohim menggantikan Allah.” (Samin Sitohang, Siapakah Nama Sang Pencipta? Menjawab Kontroversi Sekutar Pemakaian Nama Allah dalam Alkitab, hal. 100-101).
Menurut Samin Sitohang, meskipun nama Allah digunakan oleh penganut agama yang berbeda, maka akan memiliki akibat yang berbeda. Jika kaum Kristen yang menggunakan nama Allah, maka roh Kristus sendiri yang datang, sesuai dengan 1 Korintus 8:5,6, tidak ada lagi allah selain Allah yang dikenal dalam Yesus Kristus. “Tetapi, jika orang bukan Kristen memanggil nama itu, tentu Ia tidak ada di situ, alias kosong. Jika demikian halnya, ketika orang bukan Kristen memanggil Allah, bukan mustahil justru roh antikristus akan datang menyusup, seolah-olah doa mereka dijawab oleh Sang Pencipta, padahal Ia tidak mendengar doa-doa mereka. Lalu bukan mustahil kesempatan itu dimanfaatkan oleh Iblis, karena Iblis pun bisa berpura-pura baik untuk menyamar sebagai malaikat terang (2 Kor. 11:13-15),” demikian tulis Samin Sitohang, seorang pendeta Gereja Metodis Injili dan dosen Institut Alkitab Tiranus.
Samin Sitohang juga berpendapat, bahwa “siapa pun nama yang diberikan oleh masyarakat budaya tertentu kepada Sang Pencipta, asalkan nama itu mencerminkan karakter-Nya sebagai Sang Pencipta, Yang Maha Kuasa, Yang Maha Suci, dan Yang Mahabaik, dapat dipahami sebagai bagian dari rencana Sang Pencipta untuk meraih segala suku bangsa agar percaya kepada-Nya.”
Konsep Kristen tentang nama Tuhan ini sangat berbeda dengan Islam, yang mensyaratkan, nama Tuhan haruslah berdasarkan wahyu, bukan berdasarkan tradisi atau kesepakatan suatu masyarakat.Nama Tuhan dalam Islam adalah masalah penting dan mendasar. Dalam ajaran Islam, dikenal nama-nama Tuhan yang semuanya berasal dari wahyu, sehingga umat Islam seluruh dunia dan sepanjang zaman, memanggil nama Tuhan dengan ungkapan yang sama, sebagaimana diajarkan dalam al-Quran, seperti “Ya Allah”, “Ya-Rahman”, “Ya-Rahim”, “Ya Ghafur”, dan dengan nama-nama lain yang dikenal sebagai Asmaul Husna. Karena itu, nama Tuhan dalam Islam bukanlah hal yang spekulatif, tetapi merupakan satu kepastian berdasarkan wahyu.
Sebaliknya, nama YAHWEH yang diajukan oleh kelompok-kelompok Kristen penolak kata ”Allah”, juga tak kurang kontroversialnya. I.J. Satyabudi, seorang penulis Kristen, mengritik keras sejumlah kelompok Kristen yang mengklaim bahwa nama Tuhan orang Kristen adalah Yahweh. Ia menulis: ”Orang-orang Yahudi di seluruh dunia tertawa terbahak-bahak ketika menyaksikan orang-orang Kristen mengklaim dirinya lebih mengetahui cara pengucapan nama YHWH dibandingkan umat Yahudi.” (hal. 92).
Jadi, bagaimana seharusnya kaum Kristen memanggil Tuhan mereka. Jawabnya, seperti dikatakan Pendeta Parhusip:
”Lalu mungkin ada yang bertanya: Siapakah Pencipta itu dan bagaimanakah kalau kita mau memanggil Pencipta itu? Jawabnya: Terserah pada Anda! Mau panggil; Pencipta! Boleh! Mau panggil: Perkasa! Silahkan! Mau panggil: Debata! Boleh! Mau panggil: Allah! Boleh! Mau panggil: Elohim atau Theos atau God atau Lowalangi atau Tetemanis…! Silakan! Mau memanggil bagaimana saja boleh, asalkan tujuannya memanggil Sang Pencipta, yang menciptakan langit dan bumi… Ya, silakan menyebut dan memanggil Sang Pencipta itu menurut apa yang ditaruh oleh Pencipta itu di dalam hati Anda, di dalam hati kita masing-masing. Lihat Roma 2:14-15.”
Untuk kasus Malaysia, demi terciptanya kerukunan umat beragama, sebagai Muslim kita juga tentu boleh mengusulkan, agar kaum Kristen tidak lagi menggunakan kata ”Allah” untuk menyebut Tuhan mereka. Toh, memang tidak ada masalah bagi kaum Kristen untuk memanggil Tuhan dengan berbagai sebutan selain Allah. Jadi, mengapa harus bertahan dengan sebutan ”Allah”? [Depok, 23 Januari 2010/www.hidayatullah.com]
Penulis adalah Wakil Ketua Komisi Kerukunan Umat Beragama—Majelis Ulama Indonesia. Catatan Akhir Pekan [CAP] Adian Husaini adalah hasil kerjasama Radio Dakta danhttp://www.hidayatullah.com