Teofani adalah suatu istilah dalam teologi Kristen yang berasal dari bahasa Yunani. Teofani berasal dari dua kata, kata benda THEOS (Allah) dan kata kerja PHANEROÔ yang artinya menampakkan atau mewujudkan diri. Maka, THEOPHANIA adalah penampakan Allah. Pemahaman Teofani adalah TUHAN Allah menampakkan diri dengan tanda-tanda yang dapat dihayati oleh yang bersangkutan, sehingga yang bersangkutan sadar bahwa mereka berhadapan dengan Allah sendiri. Menurut para kafir pemuja Yesus, Bible Perjanjian Lama telah mencatat teofani, penampakan atau pewujudan Tuhan dalam wujud Malaikat yang mengunjungi Abraham (Kejadian 18:1-3; 32: 28-30), menampakkan diri sebagai manusia sebagai balatentara (Hakim 13: 28), atau menjadi suatu benda berwujud api, Allah menampakkan diri-Nya kepada Musa dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Namun jika diteliti dengan seksama, maka akan terkuak kebohongan ajaran tersebut.
Ada banyak ayat yang dikatakan sebagai bukti teofani Tuhan dalam wujud malaikat, di antaranya dalam kitab Kejadian 15:1, 17:1, 18:1-3, 26:2, 32: 28-30, 48:3 dan mungkin masih banyak lagi. Tetapi dari sekian banyak ayat, ternyata tidak satu pun ayat yang dengan jelas memberikan informasi dalam wujud apakah Tuhan menampakkan diri kepada Abraham. Dalam ayat-ayat tersebut cuma disebutkan Tuhan menampakkan diri...Tuhan menampakkan diri...Tuhan menampakkan diri...tapi dalam wujud apa? Tidak ada penjelasan! Jika tidak ada informasi dalam wujud apakah Tuhan menampakkan diri kepada Abraham, lalu bagaimana pihak gereja dapat berkesimpulan bahwa yang menemui Abraham adalah Tuhan dalam wujudnya sebagai Malaikat?! Ataukah mungkin sujudnya Abraham kepada orang yang menemuinya dijadikan alasan kafir Kristen pemuja Yesus sebagai bukti penampakan Tuhan, padahal sujud di dalam Bible Perjanjian Lama tidak selalu ditujukan untuk Tuhan, tapi juga ditujukan sebagai penghormatan kepada manusia yang memiliki kedudukan tinggi. Jika pun Tuhan ingin menampakkan diri kepada Abraham, tentu Dia akan memilih perwujudan yang mampu di lihat oleh Abraham, bukan Malaikat. Karena Malaikat adalah makhluk gaib/rohani yang tidak mungkin dapat terlihat oleh mata manusia.
Jika dalam kasus Abraham, kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan Tuhan menampakkan diri dalam wujud Malaikat untuk menyampaikan firman, ini berbeda dengan Yakub. Dalam kasus Yakub (Kejadian 32: 28-30), Tuhan dikatakan oleh kafir pemuja Yesus mewujudkan diri menjadi Malaikat hanya untuk dapat bergulat dengan Yakub, dan itu pun kalah. Kisah kalahnya ‘Tuhan’ bergulat dengan Yakub adalah dongeng konyol yang hanya orang tolol yang bisa mempercayainya. Ironisnya, 2 miliar lebih orang mempercayai kisah ini, wow...
Ada pula kafir pemuja Yesus yang menganggap Tuhan menampakkan diri kepada Musa dengan cara menjadi suatu benda berwujud api yang muncul dari semak duri. Anda percaya? Saya tidak! Perhatikan ayat di bawah ini:
Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api. (Keluaran 3:2)
Bila ayat di atas kita baca, maka akan dengan mudah kita ketahui bahwa yang menampakkan diri kepada Musa adalah Malaikat Tuhan, bukan Tuhan yang mewujudkan diri sebagai nyala api. Satu hal lagi yang mungkin anda perlu ketahui. Kafir Kristen pemuja Yesus ternyata membedakan antara Malaikat Allah dan Malaikat yang tertulis dalam kitab mereka. Mereka menganggap Malaikat Allah adalah Teofani Tuhan dalam wujud Malaikat, berbeda ketika Bible menyebut Malaikat. Alasannya bukan hanya karena nama “Malaikat” dan nama “Allah” disatukan menjadi Malaikat Allah, karena jika ini alasannya, maka jika dalam Bible di sebut Bait Allah, artinya Tuhan berteofani atau mewujudkan diri sebagai bangunan, hehehe...J. Malaikat Allah mereka anggap sebagai teofani atau perwujudan Allah dalam wujud Malaikat, karena dalam berbagai ayat-ayat Bible, Malaikat Allah ini berfirman, di sembah orang dan juga di sebut Allah.
Malaikat Allah dalam Bible sebenarnya tidak pernah berfirman. Yang Malaikat Allah lakukan adalah menyampaikan firman-firman Allah. Karena metode penulisan Bible yang kurang tepat, Malaikat Allah yang hanya bertugas sebagai penyampai firman menjadi seolah-olah berfirman atas namanya sendiri. Tuhan dalam Bible tidak jarang berfirman secara langsung. Dalam berfirman secara langsung inilah, Tuhan dalam Bible selalu menyatakan bahwa dirinya adalah Tuhan, seperti firman-Nya kepada Abram yang disampaikannya secara langsung, "Akulah TUHAN, yang membawa engkau keluar dari Ur-Kasdim untuk memberikan negeri ini kepadamu menjadi milikmu." (Kejadian 15:7). Inilah ciri Tuhan dalam menyampaikan firman-Nya secara langsung, yang ciri tersebut tidak terdapat ketika Malaikat Tuhan menyampaikan firman-Nya. Dengan demikian saya berkesimpulan, bahwa Malaikat Tuhan bukan teofani atau perwujudan Tuhan dalam wujud Malaikat, dia hanyalah Malaikat penyampai firman Allah kepada para Nabi-Nya. Agar penjelasan saya di atas tidak di nilai sebagai asumsi belaka. Saya akan mengutip dua ayat Bible yang dapat memberikan gambaran bahwa Malaikat Allah adalah Malaikat penyampai firman Tuhan kepada para Nabi-Nya, bukan teofani Allah dalam wujud Malaikat. Ayat yang saya maksud adalah:
Lalu Malaikat TUHAN itu memberi jaminan kepada Yosua, katanya: "Beginilah firman TUHAN semesta alam: Apabila engkau hidup menurut jalan yang Kutunjukkan dan melakukan tugas yang Kuberikan kepadamu, maka engkau akan memerintah rumah-Ku dan mengurus pelataran-Ku, dan Aku akan mengizinkan engkau masuk ke antara mereka yang berdiri melayani di sini. (Zakharia 3:6-7)
Di sembahnya Malaikat Allah oleh orang-orang yang dijumpainya, dijadikan dalih juga oleh kafir Kristen pemuja Yesus untuk mengatakan bahwa Malaikat Allah adalah teofani atau perwujudan Allah dalam bentuk Malaikat. Padahal di dalam Bible, aktivitas sujud tidak hanya dilakukan kepada Tuhan atau yang diper-Tuhan. Aktivitas sujud dalam Bible lumrah dilakukan kepada seorang tuan, raja atau malaikat sebagai bentuk penghormatan, bukan sebagai pemujaan. Ada banyak contoh ayat-ayat Bible dalam hal ini, di antaranya ada dalam Kejadian 23:7, Kejadian 33:6-7, 1Samuel 25:23, 1Samuel 28:14, 2Samuel 9:6, 2Samuel 18:21, 1Raja-Raja 1:16, 2Raja-Raja 4:37 dan masih banyak lagi. Ayat-ayat tersebut adalah contoh sujudnya seseorang kepada tuannya atau raja sebagai bentuk penghormatan. Sang tuan atau raja pun membiarkan dirinya di sembah. Jika Malaikat Allah adalah teofani atau perwujudan Tuhan dalam bentuk Malaikat, sudah pasti semua orang yang ditemuinya akan sujud sebagai bentuk pemujaan. Tetapi saya melihat, tidak semua orang yang di datangi oleh Malaikat Allah kemudian bersujud kepadanya.
Kafir Kristen pemuja Yesus juga mengatakan bahwa Malaikat Tuhan di sebut Tuhan oleh orang yang dijumpainya. Anggapan mereka ini dijadikan dalih pembenar bahwa Malaikat Allah yang banyak di sebut dalam Bible adalah teofani Allah atau perwujudan Allah dalam bentuk Malaikat. Sebagai contoh ada pada Kejadian 16:13, tertulis demikian, “Dan wanita itu (Hagar) memanggil Nama TUHAN yang telah berfirman kepadanya, "Engkaulah El-Roi," karena dia berkata, "Seandainya di sini aku telah melihat di belakang yang melihat aku". Benar atau salah dalam memahami ayat tersebut sangat ditentukan atau tergantung pada cara pandang kita terhadap “siapa” Malaikat Allah yang menemui Hagar. Jika anda memandang Malaikat Allah yang mendatangi Hagar hanyalah Malaikat yang bertugas menyampaikan firman Allah, maka sebutan El-Roi pada ayat tersebut tentu kembali atau tertuju kepada Tuhan yang berfirman melalui perantara Malaikat Allah tersebut, dan ini adalah pemahaman yang benar. Sedangkan jika anda menganggap Malaikat Allah yang mendatangi Hagar adalah Allah dengan teofaninya sebagai Malaikat, maka anda akan berkesimpulan bahwa El-Roi pada ayat tersebut kembali atau tertuju kepada Malaikat Allah sendiri, dan inilah pendapat yang salah.
Penjelasan serta kutipan beberapa ayat-ayat Bible di atas, saya rasa telah cukup membuktikan bahwa doktrin Teofani Allah dalam agama Kristen adalah doktrin sesat. Doktrin Teofani Allah dalam agama Kristen bukan hanya bertentangan dengan akal sehat, namun ternyata bertentangan juga dengan ayat-ayat Bible. Mungkin jika Tuhan dapat berteofani atau menampakkan diri dalam wujud Malaikat, manusia atau dalam wujud benda mati, seharusnya Tuhan tidak perlu repot-repot mengutus sekian banyak Nabi-nabi untuk menyampaikan firman-Nya kepada umat manusia. Tuhan juga tidak perlu sampai harus menurunkan kitab suci sebagai pedoman hidup umat manusia. jika Tuhan dapat berteofani, Dia harusnya hanya cukup berteofani atau menampakkan diri sebagai seorang Malaikat, manusia, atau benda mati untuk menyampaikan firman-Nya kepada manusia, tak perlu sampai harus mengutus para Nabi atau menurunkan kitab suci.